Penyakit Gondongan Dapat Menular Melalui Droplet yang Dikeluarkan Penderita, Ini Saran Dokter spesialis penyakit dalam RSU Kaliwates Jember

Penyakit Gondongan Dapat Menular Melalui Droplet yang Dikeluarkan Penderita, Ini Saran Dokter spesialis penyakit dalam RSU Kaliwates Jember

Gondongan merupakan salah satu penyakit yang tengah menjadi perhatian. Dalam beberapa waktu terakhir, ada sejumlah anak di berbagai daerah yang mengalami masalah tersebut. Penyakit ini dapat menular melalui droplet yang dikeluarkan penderita, baik ketika berbicara, batuk hingga bersin.

 

Dokter spesialis penyakit dalam RSU Kaliwates Jember, dr Devani Bagus Aprinda Sp.PD menyampaikan, dalam dunia medis Gondongan juga sering disebut Infeksi Mumps, atau peradangan pada kelenjar gondok (parotis). Paling sering disebabkan oleh paramyxovirus. Meski sejumlah virus lain juga dapat menjadi penyebabnya.

 

Ketika penyakit itu tidak dilakukan penanganan atau terapi yang baik, serta daya tahan tubuh penderita lemah. Maka, dapat menjadi infeksi sekunder oleh bakteri. Jadi Gondongan bukan hanya disebabkan infeksi virus saja, melainkan infeksi akibat bakteri. Gejala umum yang biasa dirasakan oleh penderita Gondongan diantaranya demam, flu, pembengkakan pada kelenjar parotis di daerah pipi.

 

Infeksi tersebut dapat menular melalui droplet, ketika penderita berbicara, batuk hingga bersin. Serta kontak langsung dengan orang yang bersangkutan. Penularan paling tinggi satu sebelum gejala dimulai, serta tiga hingga empat hari setelah gejala mulai dirasakan. “Gondongan itu memang di saluran pernafasan. Nanti akan masuk ke pembuluh darah dan kelenjar getah bening, nanti bisa ke organ manapun,” imbuhnya.

 

Selain menyerang kelenjar parotis, Gondongan pada pria dapat berkembang menjadi orkitis atau peradangan pada testis. Sementara untuk perempuan, dapat menyebabkan ovaritis atau peradangan pada ovarium. Faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan itu, adalah pemberian vaksin MMR saat masih usia anak tidak lengkap. “Lebih mudah terkena infeksi dan daya tahan tubuh mudah turun,” katanya.

Terapi yang bisa diterapkan untuk penderita Gondongan adalah terapi simtomatis. Ketika penderita merasa adanya demam atau nyeri, biasanya akan diberikan anti demam dan antinyeri. Sementara jika sudah terdapat bengkak, dapat dilakukan penanganan dengan kompres. Jika sifatnya akut, maka dikompres menggunakan air dingin. “Kalau dikompres hangat saat fase akut, nanti akan lebih nyeri lagi,” imbuh alumni S1 Fakultas Kedokteran Unej itu.

 

Jika Gondongan hanya disebabkan oleh infeksi virus saja, maka dalam jangka waktu 7-14 hari akan sembuh dengan sendiri. Namun dalam beberapa kasus, ketika penderita tidak menerapkan pola hidup sehat, serta daya tahan tubuh lemah, maka dapat menyebabkan infeksi bakteri. Sehingga dapat menjadi pemicu munculnya sejumlah penyakit lain. “Paling parah sampai meningitis, atau infeksi pada kelenjar meningen,” tuturnya.

 

Pria yang memiliki keahlian dalam menangani berbagai macam penyakit dalam itu juga menyebut, Gondongan dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak hingga orang dewasa. Meski kasus yang paling sering ditemukan terjadi pada anak usia 5-10 tahun. “Tapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa yang sedang kecapean, serta imunnya turun juga terkena,” pungkasnya. (noviana)